Kita Bebas Kok Berwisata ke Mana Saja di Indonesia, Tak Perlu Malu
Bingung mau nulis apa, eh teringat satu gagasan tentang wisata.
Sebenernya saya gak suka ya istilah “wisata.” Kesannya macam orang kaya saja yang hobi jelong-jelong. Saya lebih suka menggunakan istilah “Traveling” walaupun sayangnya sudah diartikan sebagai berwisata.
Saya lebih suka melakukan perjalanan dan mengunjungi tempat baru; gak melulu harus seperti orang berwisata.
Itu kenapa setiap mengunjungi suatu tempat; saya kadang lebih tertarik pada tempat-tempat yang para tourist gak minat, apa menariknya; kata mereka.
Nah, kadang nih… Saya itu kepikiran; gimana ya kalau saya ternyata ngerepotin warga sekitar, atau bikin gak nyaman. Ya kalian tau lah ya…
Pernah denger gak kisruh warga yang menghadang gerombolan yang lagi SunMoRi di Lembang?
Meskipun saya kadang KZL banget ama motor-motor yang pakai knalpot Racing, tanpa DB killer, dan ngegerung2 motor di moment yang seharusnya damai tentram…
Namun.. kalau warga sekitar jalanan di Lembang sampai menghadang dan tidak memperbolehkan lewat; ya saya kurang setuju juga sih. Untung cuma buat peringatan aja, ngasih efek jera mungkin. Ulah sebagian oknum yang akhirnya merugikan semua..
Jalanan tsb udah jadi jalan raya. Kalau jalan desa atau jalanan komplek perumahan sih terserah warga dah mau gimana.
Karena… seperti di judul…. Dengan keindahan Indonesia yang tiada tara… ciyee lebay banget muji2 negara sendiri.. saya pikir siapapun yang ingin menikmatinya, walau dengan gratis atau low-cost alias ala backpacker, ya sah-sah saja..
Negara gue kok, gue orang Indonesia kok, terserah gue mau ke mana… Ya kira-kira gitu kalau kata orang bregajulnya..
Ya, kita berhak menikmati Indonesia, keindahan yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta pada umat makhluk bumi.
Hanya… ya tau diri lah yaaa….
Meskipun negara ini ya negara kita juga sebagai warga asli Indonesia; tapi daerah yang kita lewati itu bro… ya tetap DULUnya adalah kekuasaan warga sekitar.
Dan tak akan pernah seseorang menjadi bijak jika melupakan DULUnya.. Masa lalu itu mengajari kita di masa kini. Gak lantas bisa semau kita berbuat apa tanpa peduli dulunya gimana.
Jalan raya itu dulunya juga ya jalan desa. Jalan desa ya tentu tanggungjawab warga juga.
Maka; sopan-santun tentu harus dijaga. Walau kadang ya getir juga ketika saya senyumin warga setempat tapi dicuekin, wkwk…
Memang di beberapa daerah yang sudah sangat sering dilewati wara-wiri orang luar, warga sekitar sudah gak peduli lagi dan kadang cuek-bebek.
Warga yang baik; kadang amat sangat baik dan santun sekali. Dan di situlah kadang tugas berat seorang traveller untuk menyesuaikan diri.
Walaupun… ketika pikiran saya sudah mulai was-was, akan saya balikkan ke judul; gue pengen menikmati keindahan Indonesia yang di sini, di sini, dan di situ.. Dan gue punya hak. Permisi pak-buk, numpang liat menikmati indahnya pemandangan-pemandangan banyak body body babadondot… eh eh eh kok malah ke tiktok alay 😀
So…
Tahun ini mau jalan ke mana aja nih cuyy??
Saya mah, mau ke sini, terus ke sebelahnya, terus ke sananya lagi, terus muter, terus balik arah, terus ke situ, terus ke sampingnya, terus ke kamu deh…