Dua minggu berlalu, tak terasa..
Ke mana saja just Muha bermain di hari Minggu?
Minggu pertama setelah minggu sebelumnya ke Purwakarta dan Jalan deket2 aja, saya cuma nongkrong di alun-alun bareng temen..
Sorenya nyasarin diri tapi masih deket2 aja, lumayan, new place, new sights.
Minggu berikutnya, fantastic, because I got a new funtastic F… kind of..
Pergi ke mana kami?
Ah entar aja ceritanya ya.. yang jelas sih, jaoooh.
Seperti biasa, ada suka ada duka, tapi banyakan sukanya, meski di akhir, saya hampir putus asa jika ternyata malah duka yang kudapat, mudah2an tidak.
Ada beberapa hal dalam diri yang ingin kuubah, dan jalan2 kemarin ternyata menampakkan beberapa sisi diri ini.
Yes ada positifnya, dikit.. tapi saya bisa menemukan satu fakta; ada satu hal yang harus segera saya benahi, saya buang, atau tutup dengan sifat lain.
Saya gak keberatan untuk belajar, karena sifat buruk ini gak ada enak2nya..
Saya ingin membuangnya sejauh mungkin..
Walaupun butuh perjuangan berat dan proses yang mungkin agak lama.
Kesulitan untuk membuang sifat ini adalah; karena orang lain pun rata2 punya, jadi ketika mereka melakukannya, maka saya pun akan terpancing juga.
Ahh… mungkin begitulah naluri manusia.
Tapi sifat ini dibenci..
Sifat ini yang akan menghalangi kita masuk dalam Jannah..
Sifat ini yang bisa menyamakan kita dengan Iblis.
Sayangnya, kadang kita butuh sifat ini untuk bertahan dan tidak jatuh.
Sifat ini pun jarang disadari oleh pemiliknya.
Yes, perjalanan and traveling can reveal yourself, who you really are..
Travel can fix you too…
That’s why I am learning to do it, trying hard to beat my shyness, my fears, and just… do it. Go…